Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juni, 2022

Devil in silk

Akhir-akhir ini saya tidak memiliki hal untuk dikerjakan selain rutinitas yang membosankan.

Salah satunya adalah menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca novel yang diadaptasi menjadi sebuah serial di televisi. Saya tidak begitu suka membaca novel populer, not my thing, tapi ketika saya melihat serialnya saya terdorong untuk mulai membaca. Sebenarnya itu hanyalah agar saya punya alasan untuk mengomel. Mengomel tentang semua hal adalah salah satu indikasi untuk mengukur tingkat kebosanan seseorang.

Saya sedang menonton sebuah serial yang sepertinya menjadi worldwide trend di media sosial. Jangan meminta saya menyebutkan judulnya. Walaupun saya suka mengomel tapi secara naluriah saya malas diomeli.

Penulis skenarionya mengubah beberapa hal di dalam novel, mungkin agar serialnya lebih menarik, mungkin juga untuk menghindari anggapan bahwa dia menyetujui beberapa hal buruk yang melanggar norma di dalam novel itu, atau mungkin juga untuk menutupi kekonyolan penulisnya. Ini tahun 2022. Dunia telah berubah ke arah yang aneh. Tapi meski begitu seseorang dengan satu dua kesalahan tak mungkin bisa menghindari kritik.

Misalnya di dalam novel seorang tokohnya mempunyai tatto kalimat yang dikutip dari William Shakespeare There is no legacy such rich as honesty di dadanya. Dalam serial penulis skenarionya mengubah letak tattonya di tempat lain. Entah dengan maksud menambahkan selera humor atau bagaimana tapi menurut saya penulis skenarionya psycho.

Serial itu memiliki kecenderungan untuk meromantisasi beberapa hal yang toxic dalam hubungan antar tokohnya. Sesuatu yang dijalin berdasarkan alasan dan cara yang salah. Dimana letak romantisnya hal itu?

Setelah beberapa episode saya berhenti menonton serial itu. Seperti biasa, alasannya hanya karena saya bosan dan menemukan serial baru yang lebih manis.

Pagi ini, saat saya memilih baju untuk dikenakan, saya berpikir devil wrapped in silk is still a devil. Saat saya melihat ke cermin, seorang wanita dengan pakaian penuh renda dan pita, saya merasa agak tersindir. Barangkali saya sendirilah devil-nya. Seseorang yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memberi komentar pada pekerjaan orang lain.

Read Full Post »